Kopri Rayon Pendidikan Menciptakan Lingkungan Ramah Gender melalui Sekolah Islam Gender (SIG) III
(16/07/22) KOPRI Rayon Pendidikan Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan kegiatan SIG III (Sekolah Islam dan Gender), yang bertemakan “Rekonstruksi Falsafah Nilai-Nilai Gender dan Keislaman Guna Reaktualisasi Diri pada Kehidupan”. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk membentuk kader KOPRI yang memiliki sifat loyalitas untuk berorganisasi dan menciptakan kader KOPRI yang militan dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan politik maupun pergerakan dan mampu menghadapi tantangan di masa mendatang.
Sekolah Islam dan Gender (SIG) III diadakan sebagai langkah awal dalam proses pengkaderan formal yang harus ditempuh oleh kader-kader PMII khususnya bagi kopri itu sendiri, dimana Sekolah Islam dan Gender ini merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga adil gender akan mulai tertanam sejak dalam fikiran sehingga kedepannya tidak akan lagi adanya ketimpangan - ketimpangan yang terjadi antara laki - laki dan perempuan.
Kegiatan ini dibawah naungan dari tanggung jawab sahabati Sania selaku ketua Kopri dan Sahabat Alfian selaku Ketua Rayon PMII Rayon Pendidikan Unesa. Kegiatan ini diikuti oleh kader PMII dari berbagai asal wilayah baik kader internal dan eksternal komisariat UNESA. Kegiatan SIG III terselenggara selama dua hari pada tanggal 16-17 Juli 2022. Tidah hanya mengupas mengenai pemahaman gender namun juga kaitannya dalam agama, hukum, dan kehidupan sehari-hari kemudian pendalaman dengan adanya forum group discussion (FGD) yang difasilitasi oleh panitia.
Pada hari pertama kegiatan SIG KOPRI PMII Rayon Pendidikan UNESA 2022 diawali dengan pre test dan screening oleh Penanggung jawab dan Steering Committee kemudian dilanjutkan pembukaan oleh Sahabati Siska selaku ketua Kopri Komisariat Unesa. Serangkaian kegiatan setelah pembukaan diawali dengan 5 penyampaian materi, sekaligus FGD pada setiap materinya. Kegiatan FGD dilakukan dengan tujuan selain peserta mendapatkan transformasi materi serta pengalaman, mereka juga dituntut untuk paham akan materi yang telah disampaikan.
Pelaksanaan FGD sendiri dilakukan dengan beberapa variasi mulai dari presentasi resume materi, pembuatan mine mapping, sampai dengan forum debat dengan mengangkat beberapa studi kasus). Selanjutnya serangkaian kegiatan pada hari kedua ada dua materi yang disampaikan, dilanjutkan dengan post test bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta setelah mengikuti kegiatan SIG kemudian pembahasan RTL (Rencana Tindak Lanjut).
Selama 2 hari pelaksanaan SIG seluruh peserta sangat antusias dan aktif dalam forum, sehingga terdapat nominasi untuk peserta terbaik dan kelompok terbaik, peserta yang mendapatkan nominasi tersebut diberikan reward sebagai wujud pujian dari keaktifan mereka. Acara berjalan dengan lancar, dan memberikan output yang baik untuk peserta maupun panitia. Dimana dengan implementasi keadilan gender dapat menciptakan lingkungan ramah gender khususnya di lingkup rayon. Hal ini tentu dapat meningkatkan keharmonisan dan kestabilan pergerakan mahasiswa dalam mengemban tugasnya sebagai agen of change.
(fen/pkk)
Komentar
Posting Komentar